Powered By Blogger

Rabu, 23 November 2011

PEREMPUAN DAN KEMISKINAN

(“Miskin” jalan menuju kehancuran)

Kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhannya, seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Lingkungan yang ada pada masyarakat yang miskin tidak jauh dari lingkungan kumuh, kotor serta tingkat kesehatan yang kurang baik. Salah satu factor yang menyebabkan kemiskinan adalah tingkat pendidikan yang rendah dan keahlian tidak dimiliki, karena rendahnya pendidikan dan tidak adanya keahlian yang dimiliki tersebut, maka masyarakat miskin tidak dapat mencari pekerjaan yang lebih layak untuk dapat memenuhi kebutuhannya.

Kemiskinan melekat pada diri perempuan disebabkan karena pendidikan yang disandang oleh perempuan sangatlah rendah, keterampilan yang dimiliki juga tidak ada serta menikah pada usia dini dan lainya sehingga mengakibatkan rendahnya pendapatan. Ketika kita melihat kebelakang yang melatarbelakangi kenyataan tersebut adalah berkembangnya streotipe akan perempuan dalam masyarakat yang telah tertanam sedari dulu, yakni perempuan itu identik dengan “dapur, sumur, kasur” hal inilah yang mengakibatkan kemiskinan melekat pada diri seorang perempuan, yang mengartikan bahwa perempuan tidak perlu memperoleh pendidikan yang tinggi dan layak karena tugasnya adalah di dapur dan sumur mengurus kebutuhan keluarga serta bekerja untuk seks sang suami di kasur.

Diskriminasi lain yang terjadi pada perempuan masih banyak terjadi seperti perempuan termarginalisasi (peminggiran) dan tersubordinasi (penomorduaan) dalam hal mendapatkan pekerjaan yang layak yang bisa membantu pendapatan untuk kehidupan sehari-hari, beredar anggapan yang sudah menjadi tradisi masyarakat bahwa perempuan lemah, tidak mampu memimpin tidak lebih hebat dan kuat dari laki-laki. Hal tersebut juga dilatar belakangi peluang perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang layak terabaikan sehingga peluang pekerjaan perempuan hanya sebagai pembantu rumah tangga, buruh pabrik yang lebih ironis adalah sebagai penjaja seks.

Ketika ditemukan banyak perempuan yang bekerja sebagai PSK latar belakangnya adalah tidak terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, berasal dari kalangan bawah sehingga untuk keberlangsungan hidupnya sehingga mau tidak mau perempuan banyak menjadi penajaja seks tanpa melihat akibat kedepannya. Pilihan hidup seperti ini sangat jelas menyedihkan, ketika pilihan hidup sudah tidak ada lagi, pendidikan tidak mendukung, keahlian tidak dimiliki maka sebagai pilihan akhir adalah menjual akan sesuatu yang kodrat dimiliki oleh tubuh perempuan.

Dari pekerjaan sebagai PSK perempuan menerima citra buruk di masyarakat, seperti di hina, di kucilkan hal ini snagat tidak adil bagi perempuan, dengan profesi sebagai PSK mereka memiliki tujuan untuk bertahan hidup, pekerjaan sebagai PSK seharusnya tidak terjadi jika tradisi yang telah tumbuh dalam masyarakat yakni pendidikan yang layak bagi perempuan diterapkan.

Pilihan hidup bagi perempuan yang miskin adalah bekerja sebagai pembantu rumah tangga baik bekerja pada rumah tangga asal tempatnya atau bahkan rumah tangga dari luar daerah asalnya juga luar negri. Hal ini terlihat begitu banyaknya TKW, bahkan mereka di beri gelar sebagai Pahlawan Devisa, tetapi pemberian gelar tersebut tidak sepadan dengan perlakuan yang di hadapinya. Perlakuan kasar dari majikan selalu datang, pemukulan, penghinaan, bahkan pemerkosaan juga terjadi.

Kekerasan (Violence) yang dihadapi perempuan ini didasari oleh hal yang sama yaitu kemiskinan, karena perempuan ini miskin akan pendidikan, keahlian dan ekonomi maka mereka berada diambang kehancuran, menjadi bulan-bulanan bagi orang yang menggapnya rendah, contohnya saja Sumiati TKW asal indonesia yang bekerja di Arab Saudi, beliau menerima perlakuan kasar setiap harinya mulai dari dipukul, di cakar sampai bibir digunting, tidak terlepass dari itu saja pemberian makanpun dilakukan sang majikan dua hari sekali. Inilah bukti bahwa diskrminasi-diskriminasi selalu di terima oleh perempuan.

Lain halnya dengan perempuan-perempuan yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga yang berada di sekitar daerah tempat tinggalnya. Mereka menerima diskriminasi beban kerja yang berlebih (burden)a ketika di rumah melakukan semua pekerjaan rumah yakni memasak, mencuci dan mengurus anak kemudian bekerja di luar mengerjakan pekerjaan rumah tangga orang lain untuk memenuhi kebutuhan perekonomiannya sehari-hari setelah itu pulang kembali kerumanya dan melakukan pekerjaan rumah kembali serta dengan keadaan yang terlalu lelah harus melaksanakan tugas sebagai pelayan seks suami, terjadi ketidak adilan dalam hal in, semua diskriminasi yang terjadi pada diri perempuan ini lagi-lagi dikarenakan kemiskinan. Kemiskinan jalan menuju kehancuran.

Kemiskinan yang selalu melekat pada diri perempuan, dari segala bentuk ketidak adilan yang selalu diterimanya sperti marginalisasi, subordinasi, streotipe, violence dan beban kerja berlebih (burden) sesungguhnya perempuan ini merupakan pahlawan dari kemiskinan,. Ketika suatu keluarga hidup dalam perekonomian yang rendah maka yang paling terlihat atau yang muncul adalah sosok perempuan, terlihat perempuan melakukan pekerjaan untuk membantu perekonomian keluarganya untu menyambung hidupnya.

1 komentar:

  1. gabung di blogku juga dunk biar ada membere..hehehehe di http://andizainuddin.blogspot.com

    BalasHapus